Monolog: Menyusuri diari hidup seorang aku

by - 11:38 AM


Foreword [nahwanNUR]
:: First and foremost, I would like to express gratitude to ukht al-qasam and akh dimas and grant credits for their entries that does inspire me in looking back (muhasabah) my life journey for the past decade up until now.


Sungguh, perjalanan ini terkadang mengelirukan. Tatkala bertanya hati kepada jasad, siapakah dirimu? Mulut yang rancak berbicara awalnya, diam seribu bahasa. Tubuh yang bebas kaku serta merta. Tiada lagi lagu riang, tiada puji tiada kutukan, tiada lagi gerakan riang. Yang ada...hanya sunyi dan kaku sebagai pengganti.

Lalu, datanglah si yakin menjawab, ’kitalah insan mulia khalifah di muka bumi’. Mulia kita di angkat melalui akal yang di jana fikiran, hati dan taat yang mewakilkan pengabdian kepada ILAHI.

Bertanya lagi si hati, ’Kau hanya tahu jasadmu (fizikalmu), beritahu aku tentang jiwa mu wahai insan yang mulia?’. Si yakin lalu terdiam, mulutnya tertutup rapat. Kaku tertunduk kepada hati.

Kemudian, datang pula si alim memberitahu, ‘Jiwamu adalah bahagian yang tidak bisa kaulihat, tetapi bisa kau ketahui dengan pengetahuanmu yang dalam. Kebenaran akan kewujudan mu ada di dalam jiwamu. Hal lainnya hanyalah pengabdi bagi jiwamu.’

Hati selalu tertafsir dengan nafsu yang bijak dan terkadang rakus, lantas ia berulang tanya,’Kalian benar tahu siapa diri mu, lalu beritahu ku dimana letaknya kebahagiaan sejati mu?’. Si alim tertunduk memandang lantai hati.

Akhirnya hadirnya si alim wal yakin dengan penuh hatinya menjawab,

“Wahai hati, benar selalu kita bicarakan ‘aku memahami diriku’, sedangkan kita tahu itu suatu yang salah. Dan tiada salahnya kamu mahu memahami kewujudanmu kerana dengan ‘Hanya dengan mengenal dirimu maka kamu akan mengenal TuhanMU’. Namun wahai hati, jangan kau rakus dalam memahami, kerana keseluruhan hidupmu sebenarnya adalah pelayaran mengenal erti/ fungsi diri. Engkau pengemudinya, jadi belajarlah untuk melayari nya dengan mutiara dirimu, ia ada di dalam mu. Mutiara itu kita bahasakannya dengan IMAN. Kemudilah dengan iman, ia menifestasi dari hakikat penghambaan pada ILAHI. Jangan biarkan diri (hati) mu mati dengan hanya mempersoalkan. Carilah dengan iman, lakukan dengan ibadah dan amal soleh mu. Kelak nanti, dengan izinNYA, akan kau temui kesejatian dalam dirimu atas nama yakin mu dengan hakikat penciptaan oleh ILAHI.’

Sungguh waktu itu hati tertunduk malu dengan iman si alim wal yakin. Fahamlah hati dalam memasuki kesejatian yang hakiki itu harus di iringi perbuatan zahir dan batin, agar kesedaran penciptaan enyatu, selebihnya akan terserah kepada diri sendiri memilih jalan yang mana buat menuju cintaNYA.


p/s [nahwanNUR] :: The entire universe was created for the sake of this secret within you, but this secret within you was created for Allah, and no one else besides…the proper way [to loftiness] is by submitting to Allah alone. And I rethinking about the ‘heart’, I feel like crazy to laugh (or perhaps, crying?) toward myself. I’m the one who have ‘the dead heart’. La haulawala quwwata illabillah, I’m seeking for Your guidance, O’ Allah.

You May Also Like

0 komen

Komen. Terima kasih.